Berita bohong atau hoax akhir-akhir ini banyak berseliweran dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang sahabat Bonanza88 sering lihat di media sosial seperti Facebook, Twitter, TikTok, Instagram hingga grup whatsapp dalam menyebarkan berita hoax tersebut.
Ya, kehadiran media sosial sendiri memunculkan pelbagai dampak masalah sosial baru yakni hoaks dan juga disinformasi.
Menurut Ali (19:2017), dikatakan bahwa ciri utama hoaks adalah menohok sentimen paling sensitif dalam diri masyarakat, rasa takut akan yang lain diluar diri kita, pada saat kita tengah diterpa oleh krisis yang tidak kunjung usai.
Sementara itu, ciri-ciri dari disinformasi yakni kesengajaan dalam menyebarkan informasi palsu, membingungkan serta menipu orang lain. Pada dasarnya, berita hoaks dan disinformasi bakal terus menyebar tanpa mengenal waktu.
Lantas timbul pertanyaan dari sahabat Bonanza88, apa perbedaan antara hoaks dan disinformasi ? Hoaks adalah suatu konten informasi tak benar yang seakan-akan informasi tersebut benar menurut asumsi si penerimanya.
Sementara itu, disinformasi adalah sebuah penyimpangan informasi yang sama sekali tidak ada fakta atau kebenaran yang dilakukan baik secara sengaja oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Hoaks dan disinformasi sendiri tidak sekedar menjadi musuh pada level masyarakat akan tetapi juga di level negara. Pada level masyarakat contohnya, hoaks dapat membuat perselisihan antar individu atas dasar perbedaan pendapat baik dari sisi online dan dunia nyata.
Sementara itu, pada level negara, hoaks bakal menimbulkan kekacauan stabilitas sosial-politik dan ketertiban sosial, sampai dengan merusak wibawa pemerintah.
Mengapa hoaks dan disinformasi selalu hadir di tengah masyarakat? Jawabannya lantaran lemahnya kemampuan masyarakat dalam rangka menyaring dan menelaah sebuah informasi.
Di mana, setiap informasi tersebut bakal membentuk konstruksi individu dalam memaknai pelbagai informasi sehingga berkembang menjadi sebuah asumsi-asumsi sosial.
Bahayanya bagi sahabat Bonanza88 tentu saja jika asumsi tersebut tak valid dan menyebar kemana-mana. Terlebih lagi hoaks dan juga disinformasi memuat banyak narasi yang menjadikannya perpecahan dan kebingungan dalam masyarakat.
Untuk bisa menangkal pusaran hoaks dan disinformasi tersebut tidak hanya berpangku kepada kemampuan masyarakat saja, akan tetapi juga kemampuan negara dalam mengelola informasi publik melalui institusi-institusi pemerintah yang ditunjuk.
Di bawah ini, Bonanza88 jelaskan berbagai cara efektif dalam menangkal serangan hoax dan disinformasi dalam dunia digital :
- Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax jika diperhatikan sering menggunakan judul provokatif, contohnya dengan menudingkan seseorang ke pihak tertentu. Isinya pun dapat diambil dari pelbagai berita media resmi. Hanya saja, saja diubah-ubah supaya lebih menimbulkan persepsi sesuai dengan apa yang dikehendaki sang pembuat hoaks tersebut.
- Cermati alamat situs
sebuah informasi yang asalnya dari website yang mencantumkan link maka Anda harus cermatilah alamat URL situs yang dimaksud. Pasalnya saja, ada berita yang berasal dari situs media yang sudah terverifikasi oleh Dewan Pers akan jauh lebih mudah dimintai pertanggungjawaban.
Berdasarkan data Dewan Pers, di Indonesia ada sebanyak 43 ribu situs yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut itu, yang sudah terverifikasi sebagai situs resmi tidak sampai mencapai sebanyak 300.
Itu berarti ada puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu yang perlu sahabat Bonanza88 waspadai ya.
- Periksa fakta
Perhatikan juga dari mana berita berasal dan siapa sumbernya ? Apakah memang dari institusi resmi seperti KPK atau Polri? Perhatikan juga keberimbangan sumber berita. Apabila cuma terdapat satu sumber saja, maka Anda tak dapat meraih gambaran utuh.
Hal lain yang perlu perlu diperhatikan yakni perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan juga opini. Pada dasarnya, fakta yakni peristiwa yang terjadi dengan sebuah kesaksian, sementara itu opini yaitu pendapat dari sisi penulis berita yang mempunyai kecenderungan bersifat subyektif.
- Cek Keaslian Foto
Saat ini bukan cuma konten teks yang bisa dimanipulasi oknum tertentu, akan tetapi berasal dari konten lainnya seperti foto serta video. Ada saatnya, oknum pembuat berita palsu juga mengedit foto agar bisa memprovokasi para pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto dapat dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yaitu dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Di mana, hasil dari pencarian tersebut menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga dapat Anda bandingkan.
- Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook, ada banyak fanpage dan grup diskusi anti-hoax, contohnya saja seperti Forum Anti Fitnah, Hasut, Hoax dan lain sebagainya.
Di grup-grup diskusi tersebut, Anda bisa turut bertanya apakah suatu informasi adalah hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi yang telah diberikan oleh orang lain.
Itulah sebagian dari cara memahahi berita hoax atau disinformasi yang harus sahabat Bonanza88 ketahui.
Penulis : Baims